Pentingnya Memahami Pemasangan Baut Mobil agar Tidak Cepat Rusak

Baut mobil, meski kecil, adalah komponen penting yang menjaga roda tetap terpasang pada kendaraan. Namun sayangnya, banyak pengendara yang masih menganggap remeh proses pemasangan baut.
Padahal, kesalahan dalam memasang baut bisa berakibat fatal. Mulai dari kerusakan ringan hingga kecelakaan serius.
Artikel ini akan membahas kenapa pemasangan baut tidak bisa asal-asalan. Ada juga penjelasan tentang torsi, pattern pemasangan, dan efek fatal jika prosedurnya diabaikan.
Kenapa Tidak Boleh Asal Memasang Baut Mobil?
Memasang baut roda secara sembarangan, misalnya dengan mengencangkan secara berurutan searah atau berlawanan jarum jam, bisa membuat tekanan pada pelek tidak merata.
Akibatnya, beberapa baut “menanggung” beban lebih besar, sementara yang lain lebih longgar. Ini bisa menyebabkan roda goyang, bunyi tidak normal, hingga roda lepas saat berkendara.
Nah, jika roda lepas, bukan hanya ban dan pelek yang rusak, tapi juga bisa menyebabkan kecelakaan serius yang membahayakan penumpang dan pengguna jalan lain.
Ada beberapa faktor teknis yang perlu Anda perhatikan soal pemasangan baut ini. Seperti torsi, pola pemasangan, dan potensi kerusakan fatal yang dapat terjadi jika tidak dilakukan dengan benar.
Berikut ini penjelasan lengkapnya!
-
Torsi: Kekuatan yang Tepat untuk Baut Roda
Torsi merupakan ukuran kekuatan untuk memutar dalam rangka mengencangkan baut. Tidak bisa terlalu kuat tapi juga tidak boleh longgar.
Setiap mobil memiliki standar torsi yang berbeda, biasanya berkisar antara 10,5 kgfm (kilogram-force meter) hingga 12,2 kgfm, atau sekitar 103–120 Nm (Newton-meter) untuk mobil menengah hingga semi-medium.
Jika baut mobil dipasangkan terlalu longgar, roda bisa saja lepas. Sebaliknya, jika terlalu kencang, baut bisa patah atau ulirnya rusak. Oleh karena itu, penggunaan kunci torsi sangat disarankan agar kekuatan pengencangan sesuai standar pabrikan.
-
Pattern Pemasangan: Teknik Menyilang dan Bintang
Pemasangan baut tidak boleh dilakukan secara berurutan, melainkan harus mengikuti pola tertentu.
Misalnya untuk roda dengan 4 baut, teknik menyilang (cross pattern) adalah yang terbaik. Anda bisa memasang baut pertama di posisi kiri bagian atas, lalu sisi kanan bagian bawah. Lanjut ke kanan bagian atas dan terakhir bawah kiri.
Sementara untuk roda yang memiliki 5 atau 6 baut, sebaiknya gunakan pola bintang. Tujuannya supaya tekanan pada pelek merata di semua sisi.
Proses pengencangan juga harus dilakukan secara bertahap, bukan langsung kencang semua. Supaya pelek tidak miring atau terangkat di satu sisi.
-
Efek Fatal Jika Tidak Dilakukan dengan Benar
Apabila pemasangan baut tidak sesuai prosedur, maka roda dapat bergoyang saat mobil melaju.
Getaran yang timbul tidak hanya membuat kenyamanan berkendara terganggu, tapi juga mempercepat kerusakan pada baut mobil, pelek, dan komponen suspensi.
Dalam kondisi ekstrem, baut yang kendor atau patah bisa menyebabkan roda lepas saat mobil sedang melaju. Sehingga mobil bisa jatuh dan mengalami kerusakan parah pada bagian bawah, rem, atau bahkan bodi mobil.
Selain itu, tekanan yang tidak merata pada baut juga bisa membuat drat baut cepat aus atau slek. Dampaknya jadi sulit dilepas atau dipasang di kemudian hari.
Pemasangan baut pada mobil memang terlihat sederhana, namun tidak bisa dilakukan sembarangan. Anda harus memahami torsi yang tepat, pola pemasangan yang benar, dan melakukan pemasangannya dengan hati-hati
Sebab, jika Anda mengabaikan hal-hal tersebut, maka bisa berdampak pada kerusakan yang sangat serius. Baik pada kendaraan Anda maupun keselamatan pengemudi dan penumpang.
Jadi, pastikan selalu mengikuti petunjuk pemasangan baut mobil yang disarankan oleh produsen mobil. Apabila Anda ragu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan mekanik profesional, ya! Selanjutnta, informasi menarik lainnya bisa Anda simak di http://suzukigorontalo.co.id/.